Minggu, 20 September 2015

Festival Danau Sentani dan Pertemuan dengan Menteri Pariwisata RI

Festival Danau Sentani…

Sebuah panggilan dari seorang senior saat di kampus berdering di HP. Pesannya agar besok pagi kami semua bersiap untuk menemani Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI saat pembukaan Festival Danau Sentani. Sebagai sesama alumni, ikatan ini boleh dikatakan cukup kuat untuk menjaga ikatan silaturahmi meski terpisah jarak yang cukup jauh.



Keesokan paginya, semua personil dijemput dan bersama-sama menuju Khalkote di Sentani tempat kegiatan berlangsung. Ternyata menteri dan rombongan telah mengambil tempat duduk di VIP. Sembari menunggu kesempatan bertemu, saya berusaha menikmati acara yang sedang berlangsung. Mundur ke belakang, saya coba mengevaluasi kembali bagaimana saya masuk menuju tempat ini. Dengan jujur saya katakan, parkirannya berantakan dan stand pameran peserta terkesan seadanya ditutupi oleh mobil yang parkir di depannya.

Lebih jauh, saya menikmati beberapa tarian yang ada di daratan tapi kurang berkesan sesaat para penari di atas perahu datang mendekat. Perahu tradisional yang ada kurang representatif, tidak ada perahu khusus besar tradisional yang terlihat. Perahu-perahu ini adalah perahu biasa yang dikamuflase dengan dedaunan dan beberapa simbol atau ornamen. Sayang, sampah-sampah juga tampak berserakan di sekitar danau dan tempat penyelenggaraan kegiatan.


Aliran pengunjung pun tidak ditata keluar masuknya sehingga satu sama lain tampak saling bersinggungan. Kegiatan semacam ini seharusnya menjadi daya tarik besar bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Ini adalah kunjungan pertama saya ke Festival Danau Sentani padahal kegiatan ini sudah berlangsung sebanyak tujuh kali. Apakah saya akan datang kali berikutnya? Bila melihat pelaksanaannya semacam ini, jujur saya katakan, saya tidak berminat untuk datang.

Menurut beberapa sumber berita, festival ini sempat dikeluhkan persiapannya. Kurangnya perhatian Pemerintah Daerah menjadi salah satu penyebabnya. Skala kegiatan yang menghadirkan seorang menteri seharusnya dikerjakan dengan maksimal. Pengunjungnya yang hadir pun dapat merasakan kesan yang tidak dapat dilupakan ketika berkunjung ke Festival Danau Sentani. Entahlah, apakah tenaga dan perhatian dari kegiatan festival ini sudah habis dikerahkan pada festival sebelumnya sehingga festival kali ini kurang memadai.

    
Bersama rombongan Bupati dan Menteri kami pergi mengunjungi Pulau Abar di tengah Danau Sentani. Di sana, kami akan melihat sebuah proyek pembangkit listrik tenaga surya yang dilengkapi dengan sistem pulsa listrik diresmikan sekaligus menyaksikan penyerahan bibit ikan Mas bagi beberapa petambak ikan di pulau lainnya. Dengan kegiatan yang banyak ini, mustahil bagi kami untuk memperoleh waktu khusus di sela-sela kegiatan. Ternyata, Pak Menteri berkenan menjumpai kami pada malam hari di suatu hotel di daerah Sentani.

Bertemu Sang Menteri…

Sore hari kami berpisah satu sama lain dan sepakat untuk bertemu kembali kira-kira pukul 19.00 WIT. Bersama dengan lima orang teman lain, kami mengenakan pakaian formal berupa batik dan celana kain yang telah disetrika dengan rapi. Tidak biasa memang tapi karena kali ini bertemu dengan seorang menteri mau tidak mau penampilan kami harus tampak sopan. Sesampainya di hotel yang tergolong mewah ini, kami tidak langsung bertemu dengan sang menteri. Maklumlah, sebagai salah satu orang penting di negeri ini, tentu ada jadwal yang tidak terduga lainnya yang harus dikerjakan.


Menunggu lebih dari sejam, akhirnya pertemuan kami pun berlangsung. Mulai dengan memperkenalkan diri kami masing-masing, sebuah diskusi dimulai dengan batalnya rencana pencalonan dirinya sebagai ketua Ikatan Alumni yang disebabkan oleh kesibukan beliau. Selanjutnya, kami berdiskusi tentang kemungkinan program pemerintah yang sedang diarahkan di Tanah Papua ini. Kurang lebih sejam diskusi kami berlangsung dengan kesepakatan bahwa sebagai alumni di Provinsi Papua sedapat mungkin akan ikut membantu Pemerintah Pusat dalam mengusahakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan pembangunan di Papua.   


Usai berpamitan, dengan semangat dan inspirasi yang baru saja hinggap dalam hati, dengan spontan kami bermaksud menindaklanjuti pertemuan tadi dengan langsung berdiskusi internal di Hotel Grand Abe. Tidak tanggung-tanggung, diskusi bahkan kami lakukan hingga tengah malam. Semoga semangat yang sedang berapi-api ini tidak lantas padam beberapa hari ke depan melainkan dapat berlanjut pada kegiatan-kegiatan yang lebih nyata. (Sabtu/20/06/15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar